3 hari sebelum melakukan field trip, saya sakit dan bahkan sampai tidak masuk sekolah. Setelah mengetahui kalau pada hari Kamis itu kelas saya akan berkunjung ke agrowisata tersebut, sayapun berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan diri. Saya sangat menyukai semua produk-produk yang diproduksi dari susu. Eman kan kalau saya tidak mengunjungi tempat pembuatannya langsung hanya karena badan saya tidak fit?
Sayapun akhirnya nekad berangkat dengan badan yang tidak terlalu sehat. Namun, kesehatan saya itu langsung tidak jadi masalah ketika akhirnya saya sampai di tempatnya. Melihat bagaimana sapi-sapi itu diperah susunya, bagaimana yoghurt dan produk-produk lain bisa terbentuk, dan bonus spesial bagi kelompok kita (karena di sana dibagi menjadi 3 kelompok sehingga tidak berdesak-desakan) yaitu melihat sapi-sapi BAB dan BAK (yang banyak sekali dan agak jijik hahahah), badan saya untuk sementara waktu langsung sehat kembali. Sesamapainya di rumah, memang badan saya kembali tidak enak, namun saya pasti akan menyesal jika saya tidak pergi ke Nusa Pelangi hanya gara-gara badan saya yang tidak sehat itu.
Untuk menghasilkan produk yang steril dan siap untuk dikonsumsi, para pekerja tidak boleh berbicara pada saat proses pembuatan (supaya tidak ada bakteri-bakteri jahat yang masuk ke produk). Selain itu, saat memerah susu, pemerah tidak boleh memiliki kuku yang panjang dan tidak boleh memakai cincin (supaya susu si sapi tidak luka dan infeksi). Dari sini saya belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang hebat, kita harus berusaha dan berhati-hati, karena seperti yoghurt yang akan terasa basi ketika terkena bakteri-bakteri jahat, melakukan sesuatu dengan keteledoran juga tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Ternyata dari mempelajari pembuatan yoghurt, kita juga bisa mempelajari berbagai pelajaran kehidupan yang bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar